Senin, 31 Agustus 2009

Cinta Terpendam

Pembaca sekalian, Cerita ini merupakan pengalamanku yang sangat indah, dan ini merupakan bagian indah dalam hidupku yang akan ku kenang selamanya. Panggil aku Gen, Aku saat ini adalah seorang ayah memiliki 2 (dua) orang anak yang lucu dan manis. Aku sangat menyayangi isteriku. Keluargaku adalah hal utama dan terindah dalam hidupku. Kisah cinta terpendam ini memang selalu menginspirasi jalan hidupku dan juga kisah-kisah yang lain yang aku alami selama hidupku.

Cerita terjadi tahun 1991- 1993 (memang sudah lama terjadi, tapi ini indah untuk diingat) yaitu kelas I - kelas III SMEA. Aku adalah lelaki yang agak pendiam, banyak wanita yang menjadi temanku ya sebagai teman main atau teman disekolah. Tetapi untuk yang spesial waktu itu belum ku dapatkan. Pada hari pertama masuk Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri pandanganku tertuju pada sosok wanita yang menarik perhatianku, ada rasa aneh didiriku yang menandakan aku tertarik padanya. Aku belum mengenal siapa wanita cantik tersebut dan ingin aku mengenal lebih jauh. Dewi fortuna memihak padaku kami akhirnya sekelas yaitu kelas 1 PK2, aku sangat bahagia sekali. Hari-hari disekolah kujalani dengan perasaan senang karena sayangku ada dikelas ini, akupun akhirnya mengenal dirinya lebih dalam dan akan mengenalnya secara lebih dekat lagi. Hari-hari aku lalui seperti biasa dan kami sangat akrab apalagi aku termasuk bintang kelas yang banyak disukai teman-teman.

Nama cewek yang aku taksir adalah Yanti, orangnya sangat ramah dan senang bergaul, rambutnya indah pokoknya semuanya menarik bagiku. Tapi satu masalahnya aku sulit untuk menyatakan perasaanku padanya, entah kenapa aku selalu menggunakan logika untuk satu hal ini sehingga membuat aku takut untuk mengungkapkan perasaan ini. Perasaan ini saya pendam terus walaupun kami tetap bertemu dan bersama menjalani hari-hari dikelas maupun di luar kegiatan belajar. Semakin hari perasaanku padanya tak terbendung dan yang membuat diriku selalu membayangkan dirinya dan memuja dirinya. Walaupun perasaan ini tak pernah ia tahu tapi saya selalu bersikap wajar terhadapnya. Dalam kegiatan belajar aku selalu membantu yanti dan aku sangat senang jika aku menerima pujian darinya.

Aku menunjukkan rasa sukaku pada yanti tidak dengan mengatakan aku suka kamu atau aku cinta kamu, tapi ku wujudkan dengan perbuatan dan tingkah laku. Aku menunjukkan rasa suka padanya dengan membantu ia mengerjakan pekerjaan sekolah atau menemani ia kemana ia mau dan hal lain yang tidak bisa aku utarakan. Sikap dan perbuatan yang aku tunjukkan rupanya tidak membuat yanti menyadarinya dan ia hanya menganggap itu adalah sebuah persahabatan semata. Aku telah berusaha menarik hatinya ya hasilnya tetap menjadi sahabat.

Perlu pembaca ketahui dulu aku memang takut mengutarakan isi hatiku, karena aku minder dengan diriku sendiri. Aku takut yanti menolaknya dan berbagai alasan yang dulu aku pertimbangkan. Aku memang menjadikan diriku sendiri terkurung oleh perasaaan yang besar terhadap yanti. Dulu aku mampu memendam rasa dan tak seorangpun tahu bahwa aku jatuh hati pada yanti. Aku mempunyai sahabat karib di sekolah tetapi ia tidak pernah ku beritahu tentang masalah perasaanku pada yanti, padahal sahabatku suka curhat juga mengenai masalah wanita yang ia hadapi. Memang ini naif sekali, aku menyimpannya saja dan tak mau atau tak mampu untuk mengutarakannya.

Kelas kami sering mengadakan acara lintas alam dan ini merupakan acara atau kegiatan yang sangat kami senangi selain mengenal alam, juga memacu kami untuk lebih bersemangat dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan lintas alam kami saling berinteraksi satu sama lain. Pembaca jangan berfikir jelek dulu kami sangat menjunjung etika dalam bergaul. Kami takut untuk melakukan hal negatif walaupun perasaan itu ada, ya kalau sekedar memegang tangan atau menggendong temen-teman cewek untuk menyeberangi sungai atau air itu hal yang wajar saja.

Perjalanan persahabatan aku dan yanti terus berlanjut, tapi aku tak mampu untuk meyatakan perasaan cintaku padanya (mungkin pembaca berkata : "ah bodoh.... cuma bilang aja kok nggak bisa"). Itulah kelemahan saya, jika saya menaruh perhatian pada wanita saya selalu gugup berada didepannya. Ya perasaan ini ku pendam saja, tapi saya yakin perasaan ini akan terucapkan suatu saat nanti. Aku terus mengikuti kegitan belajar di sekolahku bersama yanti dan teman-teman yang lain dan perasaan itu terus berkecamuk dalam hatiku. ( Saya sarankan jika kita menyukai seseorang ungkapkan langsung tak usah takut).

Semester berganti semester, kita semua akhirnya naik kelas II dan di kelas II ini saya masih sekelas dengan yanti sang pujaan hatiku. Sebagai remaja waktu itu teman-temanku sudah ada yang mempunyai pacar walaupun itu merupakan cinta monyet, termasuk Yanti ia telah memiliki pacar dan ini membuat hatiku kecewa tapi aku cuek saja dan tidak mempengaruhi prestasiku di kelas karena nilai-nilai mata pelajaranku selalu bagus dan aku tetap mendapat rengking satu di kelas.

Aku seperti penonton yang merindukan peran, tetapi aku tak bisa berbuat banyak karena sikapku yang tertutup dan tak mau jujur mengakui rasa cintaku padanya. Aku menjadi penonton dan betapa sedihnya aku melihat yanti berganti-ganti pacar sedangkan aku tak mampu juga untuk mengutarakan perasaanku padanya. Aku jujur Yanti selalu menganggap aku adalah orang selalu ia kagumi, karena aku adalah juara kelas yang tidak pernah tergeser oleh teman-teman kami. Yanti suka juga memuji diriku dan aku tak pernah tahu apakah dulu jika aku mengutarakan padanya, ia akan menerima ?.

Masalah mulai timbul ketika ada seorang wanita yang jatuh hati padaku, sebut saja namanya Yus, aku memberi yus angin segar tetapi sebenarnya aku tidak menyukai yus yang aku suka adalah yanti. Yang perlu pembaca ketahui Yus dalah teman dekat Yanti, kami semua satu kelas dan mereka sangat akrab dan saling curhat bersama. Teman-teman dikelasku hanya tahu pacarku adalah yus, padahal yus adalah pelampiasanku untuk menutupi rasa kecewaku terhadap yanti, memang aku yang salah karena tidak berani mengungkapkan perasaanku pada Yanti. Kami bertiga selalu mengisi hari hari bersama, aku kadang berkunjung ke rumah yanti bersama yus, belajat bersama dan perasaan ini tak ada seorangpun yang tahu. Secara jujur ku akui aku sangat sayang yanti dan sulit untuk melupakannya waktu itu. Yus adalah wanita yang baik dan perhatian sekali padaku, ia selalu ikut kemanapun kami mengadakan acara lintas alam dan selalu ada dimana aku ada. Kegiatan lintas alam kami lakukan di Pantai panjang Ujung, Taman hutan raya dan tempat lain yang menarik.

Yus semakin menyayangi diriku, hal ini ku ketahui dari buku diarinya yang ia berikan ketika kami akan menghadapi liburan semester III di kelas II SMEA. Isi diarinya sangat membuat diriku merasa berdosa padanya, bayangkan Yus begitu menyayangi diriku dan berbagai perasaan lain yang ia ungkapkan untukku. Membaca diari Yus aku hanya dapat mengurut dada dan bergumam maafkan aku yang berpura-pura mencintaimu yus padahal aku menyukai temanmu Yanti...., maafkan ya Yus.

Yus memang wanita yang baik dan perhatian, ia adalah seorang yang rajin dan berpenampilan rapi. Yus pribadi yang jujur dan tak banyak bicara. Aku memang telah banyak berbuat dosa dengan mengabaikan rasa cintanya padaku. Yus dulu memang bukan tipe yang saya sukai. Aku dulu juga terlalu takut untuk memulai hubungan khusus dengan yus, padahal kalau kita lihat sekarang aku mau tertawa kenapa ?. Sebab walaupun kami pacaran itu sebatas saling mengisi dan belum tentu akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius.

Kegiatan kami terus berlanjut dan Yanti telah beberapa kali berganti pacar, aku hanya dapat memandang sedih padanya. Memang Yanti selalu bersikap manis padaku dan selalu menyayangiku sebagai teman, tapi yan.. aku butuh kamu untuk hal lebih. Mana mungkin yanti tahu karena aku tak pernah mengatakan padanya. Yanti memang membuat hatiku sakit, tapi aku mampu untuk menyimpannya dan selalu berwajah manis jika berhadapan dengan yanti. Aku dulu berprinsip tidak dapat sekarang nanti lain waktu pasti aku miliki. Aku salah dan salah sampai aku kerja dan pindah tugas dari kota kelahiranku, aku tak mampu mendapatkan dirinya. Aku selalu yakin ini memang takdir, dimana aku dan yanti tidak bisa bersatu.

Karena kecewa terhadap yanti, aku melampiaskannya dengan mengganggu Yus, aku pura-pura suka padanya dan selalu melakukan hal-hal yang membuat yus merasa aku sayangi. Yus semakin hari semakin dekat denganku, tetapi aku sebenarnya tidak memiliki perasaan apapun. Aku pernah membuat yus kecewa.
Karena kelakuanku yang sering membuat Yus merasa dicuekin, maka yus curhat kepada Yanti mengenai aku , suatu hari yanti mengajakku berbicara empat mata, aku sangat senang sekali berdua dengannya. Pertemuanku dengan Yanti rupanya membicarakan masalah Yus yang aku cuekin, Yanti mengatakan kepada aku bahwa teman akrabnya tersebut sangat mencintai aku dan yanti memohon agar aku jangan menyakiti hatinya lagi , aku hanya dapat berguman mendengar perkataan yanti dan hatiku berkata : "Yanti sebenarnya yang aku cintai bukan Yus tapi dirimu yan". Aku tak lagi menerima keadaan ini dan tak mampu aku berterus terang mengenai perasaanku padanya, satu sisi aku menyukai yanti satu sisi apakah yanti mau menerimaku aku tak tahu. Yanti aku sebenarnya sayang kamu, cinta kamu , dan tak ada kata-kata lain yang harus ku ucapkan untukmu karena aku menginginkanmu.

Setelah kejadian itu kami bertiga, aku , yanti dan yus bersikap biasa saja seolah diantara kami tidak terjadi apa-apa, padahal perasaan saya tidak menentu. Yus tidak tahu jika aku menyukai Yanti begitu juga Yanti ia tidak tahu aku menyukainya, mereka hanya tahu aku adalah milik Yus itu kata mereka, tapi hatiku tidak pernah tertarik kepada yus. Yus pernah dipanggil guru BP (bimbingan pendidikan) perihal mengenai diriku, entah apa masalahnya yang jelas Yus cerita kepadaku bahwa ia ditanya apakah memang benar menjadi pacarku, ia dinasehati oleh guru BP, pacaran boleh saja asal ia dan aku tidak menjadi ketinggalan pelajaran malah hal itu dapat meningkatkan semangat belajar. Mendengar hal itu aku hanya senyum saja, ah yus aku memang berdosa padamu, kamu tetap setia walaupun sering aku cuekin. Pernah aku iseng menjaili Yus dengan mengatakan Yus kalau kamu suka aku besok kamu pakai pita rambut warna merah, eh benar aja besoknya ia memakai pita merah dirambutnya, ya sekali lagi aku menjaili teman baikku yang ingin menjadi teman specialku. Yanti telah membuat aku melupakan orang yang memang ingin dekat denganku.

Yanti sering mengatakan kepadaku, kenapa aku tidak serius kepada yus padahal yus itu sangat menyukai diriku dan Yanti selalu memberi semangat kepada, terimalah yus menjadi temanmu......, aku tak mampu menjawabnya sebab aku juga bingung bagaimana menghadapi masalah segitiga ini, aku suka yanti, sedangkan yus menyukai aku. Aku selalu bingung apakah aku harus berterus terang kepada yanti tapi aku takut yanti marah dan menolakku karena yanti tahu aku dan yus ada perasaan, padahal itu merupakan hal semu bagiku. Semu karena tidak nyata dan jelas karena kami semua adalah teman yang baik dan takut saling menyakiti.

Pembaca sekalian memang aku salah dan mungkin pembaca merasa diriku penakut, ya memang harus aku akui aku memang takut akan kenyataan yang akan aku terima, tapi itu dulu waktu aku masih remaja yang labil dan takut mengambil keputusan. Hal lainnya adalah karena aku masih sekolah dan bergantung pada orang tua. Aku tidak mau dengan berpacaran akan menjadi beban dan orang tua yang dirugikan, itu dulu pendapatku.

Kelas II SMEA kami lewati dan kami telah menginjak kelas III SMEA, ini merupakan puncak dari hubungan kami bertiga dan kami masih seperti yang dulu tetapi lebih akrab bagai kakak dan adik. Aku sadar dalam satu tahun lagi ini aku harus menuntaskan perasaanku pada Yanti apapun yang terjadi walaupun itu harus menyakiti hati Yus teman dekat yanti.

Dalam suatu kegiatan di kelas III kami melakukan kegiatan Lintas alam entah untuk yang keberapa kali dan Yus selalu ikut dan aku yakin bahwa Yus memang menginginkan diriku, ya aku biasa saja dan ini tidak mempengaruhi diriku. Aku merasa harapanku untuk mendapatkan Yanti akan pupus. Aku memang sangat tertutup untuk urusan Wanita bahkan teman karibku pun tidak tahu masalah yang aku hadapi tentang yanti. Sampai kami tamat sekolahpun saya tidak mampu untuk menyampaikan perasaanku pada yanti, yang yanti tahu aku sayang padanya sebatas teman.

Diakhir sekolah ketika akan mengambil STTB bulan Juni 1993, aku menceritakan kepada teman karibku bahwa selama tiga tahun ini aku menyukai Yanti tapi aku takut untuk menyatakan padanya. Temanku berkomentar kenapa kamu tidak menceritakannya dulu kalau kamu cerita pasti akan ia bantu, agar aku bisa mendapatkan yanti. Aku sadar mungkin ini sudah takdir bahwa aku tidak bisa menjadi kekasih yanti tetapi hanya untuk teman baik ya aku terima, walaupun yanti sampai kami tamat sekolah tidak pernah mengetahui perasaanku padanya. Aku minta maaf pada Yus karena selama ini hanya mempermainkan perasaannya saja. Aku yakin suatu saat mereka berdua akan tahu perasaan yang sebenarnya dari diriku. Setelah tamat sekolah hubungan kami bertiga tetap baik dan sekali-kali aku berkunjung ke rumah yanti begitu juga dengan Yus.

Aku masih berharap yanti kembali ke pangkuanku, aku terus mendekatinya dengan bantuan teman-temanku tapi apa daya memang bukan jodoh ya tetap tidak dapat ku miliki. Aku sempat putus asa, untung ada teman akrabku yang selalu menemani dan memberi semangat kepadaku. Aku bertekad ya ini memang sudah takdir bahwa yanti bukan jodohku. Aku lebih fokus pada persahabatanku saja, sehingga sedikit demi sedikit aku dapat melupakan yanti.

Dua tahun setelah tamat SMEA, Yanti menikah dan hubungan komunikasi kami terputus, aku lebih fokus pada pekerjaanku sebagai Pegawai Negeri di suatu Instansi Pemerintah. Wajar ia menikah dengan orang lain toh dulu aku tidak pernah berani mngungkapkan rasa cintaku padanya. Aku sudah mulai menyadari bahwa memang jodoh manusia ditentukan oleh Allah, SWT dan kita sebagai manusia kita harus menerima apa yang telah kita jalanani dan tidak usah disesali. Jika dulu Yanti menjadi kekasih atau isteriku belum tentu kami bahagia seperti yang aku rasakan saat ini bersama isteri dan anak-anakku. Setelah bekerja aku masih saja sendiri dan belum ada wanita yang serius ingin kujadikan teman dekat, tidak aku pungkiri ada beberapa wanita yang dekat denganku tapi aku belum mau menentukan ataupun menyatakan cinta pada wanita. Memang saya egois mungkin menurut pembaca.

Tahun 1998, aku pindah tugas ke Jakarta, disini kesibukanku bertambah dan aku jauh dari memikirkan wanita, aku terlalu sibuk bekerja, ya sekali lagi saya tetap menjomblo. Aku bukan tidak laku tapi aku saat itu ingin langsung mendapatkan wanita untuk ku jadikan isteri. Ya Alhamdulillah takdir Allah, SWT akhirnya aku menemukan wanita yang aku sayangi pada tahun 2000, dan pada tahun 2001 akhirnya kami menikah, kebahagian kami menghapus kenangan indah bersama Yanti. Aku bersyukur akhirnya aku bisa mengarungi hidupku dengan wanita yang kini menjadi Isteriku dan memberikan aku dua orang anak yang lucu dan manis, anak pertama perempuan lahir di Bogor waktu tugas di Jakarta dan anak kedua laki-laki lahir di Padang ketika aku tugas di Padang. Semua karunia Allah aku syukuri karena di balik semua yang kita alami ada hikmah yang baik yang akan kita dapat.

Tiga belas tahun kemudian ketika aku pulang ke kota kelahiranku, aku bertemu dengan teman-teman SMEAku dulu dan kami berencana mengunjungi teman kami termasuk untuk mengunjungi Yanti. Aku memang sudah 13 tahun tidak bertemu dengan yanti. Aku ingin memberitahukan Yanti tentang perasaan aku dahulu padanya (hanya memberi tahu bukan untuk menjadikan ia kembali padaku). Akhirnya kami bertamu ke rumah Yanti dan disambut langsung oleh Yanti, ia sangat senang sekali menerima kami. Yanti telah memiliki 3 (tiga) orang anak, kami semua bernostalgia kembali mengenang masa-masa sekolah dulu dan saling curhat satu sama lain. Aku akhirnya bercerita pada Yanti bahwa dulu waktu SMEA aku naksir berat padanya dan ia sendiri sangat terkesan dan berkata kenapa dulu tidak diungkapkan, aku hanya mampu menjawab ya mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama, kita sekarang mengambil hikmahnya saja . Aku menunjukkan Photo keluargaku dan kami sangat bersyukur saat ini hubungan kami berjalan dengan baik sampai sekarang. Aku telah beberapa kali pindah dari kota B ke Jakarta lalu ke Padang dan terakhir ini aku bertugas di bengkalis. Yantiku, sahabatku tersayang.............

Seperti Puisiku ini :

Cinta sahabat yang terpendam


Tahukah kau sahabatku tersayang
Bahwa aku suka dan mencintai dirimu
Tapi apakah engkau tahu dan peduli dengan semua itu
Aku memang tak mampu untuk mengungkapkannya....
Tapi dari hatiku.... aku suka kamu sahabatku sayang
Apa daya semua hanya khayalan yang hilang..............

Engkau semakin jauh dan jauh tak terjangkau
Ku tak mampu mengejar walaupun kau dekat
Ku tak mampu bicara walaupun kau dengar
Ku tak mampu menggapai dirimu ..... sahabat.
Semua membuat aku menjadi jauh darimu......

Sahabat engaku mungkin ada perasaan padaku
Tapi engkau juga menampisnya.
Aku tak tahu dan tak mengerti mengenai itu.....
Sahabat engkau membuat aku hilang di bumi
Membuat aku melayang menjauh darimu.....
Dari semua yang aku dambakan yaitu dirimu.....

Aku memberi pesan jika menyukai seseorang kita tidak usah takut untuk menyatakan perasaan kita, karena kita harus yakin bahwa jika kita diizinkan bersama maka kita akan bersama dan yakinlah bahwa maut, jodoh dan rezeki ada ditangan Allah, SWT, yakinlah.....



Cinta Pertamaku



Hai pembaca sekalian kita berjumpa lagi kali ini aku akan menceritakan kisah cintaku yang pertama alias cinta monyet. Aku memang terlalu cepat besar dari usia sebenarnya. Aku mulai mempunyai perasaan senang atau menyukai lawan jenis ketika aku naik ke kelas lima SD. Dulu aku tidak mengetahui apa itu yang namanya cinta, yang ku tahu aku menyukai teman cewekku di kelas. Cewek yang aku sukai itu sebut saja namanya Meri. Meri adalah gadis kecil sekelas denganku. Aku tidak mengerti kenapa waktu itu aku begitu terpesona olehnya. Meri memang gadis kecil yang manis waktu itu. Rambutnya panjang, wajahnya imut dan sikapnya yang lembut yang membuat aku jatuh hati padanya. Aku tidak mau mengatakan aku jatuh cinta sebab waktu itu aku dan dia tidak tahu apa arti cinta tersebut.

Setiap hari aku bersemangat berangkat ke sekolah dan tidak mau kalah dalam mata pelajaran. Hatiku bahagia jika Meri hadir disekolah dan sedih jika ia tidak masuk sekolah. Aku akui kami berdua bukan pacaran tapi hanya sebatas perasaan suka saja. Aku selalu membelanya bila ada yang mengganggunya di kelas dan aku akan membantu apapun yang ia inginkan. Kebetulan waktu kita kelas lima kami berdua duduk satu barisan dan ketika belajar aku suka curi-curi pandang untuk memandangi wajahnya yang imut kayak semut eh salah, yang manis tentunya.

Perlu pembaca ketahui aku memang suka padanya, tapi hal ini tidak pernah mempengaruhi kegiatan belajarku apalagi mempengaruhi jiwaku. Mungkin anak jaman dahulu berbeda dengan anak jaman sekarang yang cenderung agresif (menurut aku). Hari-hari masa sekolah dulu ku lewati dengan penuh ceria dan tidak pernah membuat hidupku terganggu dan aku menganggap Meri adalah inspirasi belajarku. Saya menaruh rasa suka padanya dan ini menjadi pembangkit semangat untuk sekolah. Pembaca jangan berfikir yang tidak-tidak karena usia belia kami. Walaupun aku suka dia tapi tidak pernah terpikir waktu itu aku ingin memeluk apalagi untuk menciumnya. Perasaan aku padanya hanya sebatas kasih sayang kepada teman atau tepatnya seperti adik. Aku tak tahu secepat itu aku telah menyukai lawan jenis, apakah karena aku memasuki masa puber yang lebih cepat dari seharusnya. Tapi jika aku perhatikan masa itu banyak juga sih yang cinta-cintaan kayak cinta monyet. Ya cinta masa dulu kalau diingat sekarang jadi ingin ketawa dan terkesan lucu.

Dalam setiap kesempatan aku selalu suka berlama-lama bersamanya. Ya mengobrol atau sekedar menggodanya untuk menarik perhatian atau mengajaknya main bersama. Aku tak tahu apakah dulu adalah perasaan cinta atau apa, yang jelas aku sangat menikmatinya. Jika ada kegiatan di sekolah seperti Kegiatan Pramuka aku selalu ikut apalagi jika Meri juga ikut. Ya cinta anak kelas lima SD adalah cinta untuk teman bukan nafsu, cinta untuk kasih sayang bukan untuk sayang-sayangan, cinta untuk pengertian dan mengenal satu sama lain. Memang cinta kita waktu itu hanya sebatas suka dan saling mengenal satu sama lain dan tidak lebih. Aku dulu juga sadar akan diri kami yang masih sama-sama berusia dini dan tak mungkin kami berdua akan bertindak lebih jauh. Ya cinta pertama kami lewat seiring waktu. Ketika naik kelas VI SD perasaan itu tetap ada dan kami berpisah karena kami memasuki SMP di tempat yang berbeda. Perasaan ku padanya hilang seiring perjalanan waktu sampai aku menjadi dewasa. Sampai sekarang aku tidak pernah bertemu lagi atau mendengar kabar tentangnya.

Cinta anak kelas lima SD adalah kisah kasih sayang, yang diutamakan untuk mengenal identitas diri dan menunjukkan siapa kita. Cinta Pertama begitu Indah dan tak terasa ia akan hilang sesuai dengan berjalannya waktu dan usia kita. Cinta pertama belum tentu adalah cinta terakhir karena merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Kedewasaan menentukan sikap dan tujuan kita.

Cinta pertama bagaikan puisi, mengalun dan terdengar indah. Cinta pertama tak bermata dan semua orang akan terkena. Bagi yang kuat akan mampu menahannya dan yang tak kuat akan larut dan hanyut olehnya. Cinta pertamaku memang indah dan tak pernah aku lupakan. Meri adalah gadis kecil pertama yang merebut hatiku dan ini memang sebuah anugrah yang akan hadir di hati setiap manusia yang beranjak dewasa.

Cinta pertama memang membuat kita senang dan membuat hari-hari menjadi indah. Cinta pertama jangan membuat diri kita menjadi terlena. Ingat semua yang indah belum tentu akan menjadi baik. Cinta pertama bagi yang telah dewasa memang terasa lain. Cinta pertama adalah kenangan yang amat sulit dilupakan. Cinta membuat kita jadi mabuk kepayang. Ayo yang pernah merasakan cinta pertama pasti akan tahu rasanya.....................